MALU PADA MATAHARI

Malu pada matahari
Bersinar pijar membiaskan bayang-bayang di sudut ruang
Tertutup selimut seorang pemuda tak becus
Terkapar di sudut kamar
Tergeletak di atas ranjang
Pemuda terbelenggu akan dimensi waktu
Oleh keresahan masa depan dan dosa masa lalu
Matahari mengintip di sela lubang jendela
Sinarnya menunjukkan luasnya dunia
Namun dibalas dengan senyum muram tak tau berbuat apa
Seorang teman bertanya “bagaimana bisa cari uang?”
“Astaga, itu pula yang terlintas mengapa aku masih terkapar”
Kekhawatiran mempersempit ruang menjadi serba tak pasti
Hah. Malu pada matahari
Sinarnya menegur kemalasan dan menyuruh menjemput pagi
Dendam pada gelap
Membelenggu mengajakku tertidur
Membiarkan semua berjalan ngawur
Namun gelap terkadang menjadi teman
Menunggu hari, mengharap perubahan berarti.
Teman berkata, “aku bernyanyi untukmu!”
Mengisi waktu dengan irama bising jalanan
Terdengar suara spoi-spoi teman bernyanyi
Aku terhibur dengan suara nyanyian pilu
Menghibur belenggu dengan bernyanyi
Medan, 25 april 2011
Bangsur_5:07
(white faisal)