Isi Khutbah : Negri Indonesia Mencapai Syarat Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbhun Ghaffur
Negri ini, dahulunya pernah mencapai
peradaban manusia yang tinggi. Memiliki nilai luhur yang agung. Para leluhur
kita juga memiliki Kerendahan Hati dan jiwa yang unik. Negri ini, adalah negri
yang dulunya ditempati oleh orang-orang yang berjiwa spiritualitas yang tinggi,
bukan orang-orang yang materialistic, seperti yang ditanamkan orang-orang barat
pada kita saat ini.
“Dan negri yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh
subur dengan izin Allah; dan negri yang tidak subur, tanaman-tanamannya tumbuh dengan
merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.”
Dalam ayat tersebut Allah SWT memperbandingkan
antara negri yang baik dengan negri yang tidak baik, negri yang subur dengan
negri yang tidak subur. Alhamdulillah… Indonesia merupakan negri yang
memperoleh rahmat dari Allah SWT dengan kesuburan negrinya. Kita bisa
bandingkan negri kita dengan negri-negri yang lain. Sumber alam kita melimpah,
hutan dan tanaman yang sangat mudah tumbuh, oksigen kita juga melimpah, dipenuhi
air yang banyak, suasana alam yang tidak pernah ekstrim. Kalopun negri ini
musim panas, tetap ada juga hujannya… sedangkan di negri lain, jika musim
panas, maka panasnya terus-terusan terjadi. Disinilah kita bertempat tinggal,
negri yang baik, yang harus kita syukuri.
Nenek moyang kita dahulu, sudah
menunjukkan bagaimana kehidupan peradaban manusia yang tinggi . Mereka
mewariskan negri ini, karena keimanan dan ketaqwaan mereka. Kehidupan yang
penuh dengan keimanan tersebut masih bisa kita rasakan dari warisan sifat-sifat
yang kita miliki dan negri dengan sumber daya alam yang melimpah. Allah
berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 98:
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
Hal ini menunjukkan bahwa, pernah ada dijaman nenek moyang kita, yang masa itu hidup penuh dengan keimanan dan ketaqwaan, sehingga Allah SWT berkenan melimpahkan negri ini dengan berkahnya, baik dari langit maupun dari bumi.
Hal ini menunjukkan bahwa, pernah ada dijaman nenek moyang kita, yang masa itu hidup penuh dengan keimanan dan ketaqwaan, sehingga Allah SWT berkenan melimpahkan negri ini dengan berkahnya, baik dari langit maupun dari bumi.
Bagaimana dengan peradaban kita diabad
melenium ini?. Jelas kita mengalami kemunduran peradaban jauh. Sudah akan 72
tahun negri ini merdeka, namun sesungguhnya dari 72 tahun itulah negri ini
masih terkungkung dan terpenjarakan oleh sistem-sistem yang zholim.
Inikah kemerdekaan yang sudah kita
raih?....
-
Negri
yang meniru barat, yang tidak PD dengan identitas dirinya sendiri.
-
Yang
menjadi manusia tiruan, dengan system barat yang dilakoni. Semua system yang
ada… baik didunia pendidikan, politik, gaya kehidupan, pemerintahan, ditiru
dari dunia barat. Sehingga banyak muncul orang yang hidupnya di negri ini, tapi
kelakuannya mirip orang barat.
Inikah kemerdekaan yang sudah kita
raih?....
-
Aspek
kehidupan kita, banyak yang kering, dari aspek spiritual/kejiwaan, yang ada
hanya aspek kuantitatif dengan nilai material yang menggantikan agama. Bila
ingin menjadi pejabat harus ada uang, bukan diambil dari akhlaknya yang baik.
Bila ada orang yang butuh bantuan, terus berpikir apa untungnya buat saya.
Bahkan mungkin, klo aktivitas keislaman kita dinilai dengan uang, sholat dapat
uang, ke masjid dapat uang, berzikir dapat uang, mungkin akan rame yang
melakukan aktivitas keIslaman, nah inilah manusia yang materialistic yang sudah
ditanamkan oleh barat, yang manjauhkan nilai manusia itu sendiri sebagai
mahkluk jiwa.
Inikah kemerdekaan yang sudah kita
raih?....
-
Negri
ini, negri yang makmur. Seharusnya bukan kita yang meniru barat, tapi baratlah
yang meniru kita. Dan sekarang didikte oleh IMF, oleh bank dunia, Negri yang
yang begitu kaya diubah menjadi Negri Pengemis. Negri yang memiliki banyak
utang, yang mungkin tak pernah akan terlunasi, yang selanjutnya akan diwariskan
kepada generasi kita selanjutnya. Tercatat tahun 2016 saja, menurut data bank
Indoensia, utang luar negri kita sebesar 314 miliar dollar, jika kita
rata-ratakan ada sebesar 320% mengalami kenaikan setiap tahun. Inilah salah
satu system yang masih menjajah kita. Jajahan saat ini, merupakan jajahan gaya
baru. Jajahan itu berupa Globalisasi, pasar bebas, bank sentral, keuangan, dan
perusahaan multinasional. Sehingga negri kita habis dikeruk, hutan, gunung
emas, minyak, semua itu untuk mendanai dan memperkuat negara orang lain.
Kita harus menyadari bahwa negri ini,
negri dengan jumlah umat islam terbanyak di dunia. Peranan masyarakat Islam, harus
muncul disetiap lini kehidupan. Bagaimana yang termaktub dalam AlQur’an yaitu “
Baldatun Thoyyibatun wa rabbhun ghaffur, yang
secara bahasa berarti: ”Negeri yang baik dengan rabb Yang maha pengampun”.
Makna “Negeri yang baik (Baldatun Thoyyibatun)” bisa mencakup seluruh kebaikan
alamnya, dan “Rabb yang maha pengampun (Rabbun Ghafur)” bisa mencakup seluruh
kebaikan perilaku penduduknya sehingga mendatangkan ampunan dari Allah SwT.
Bagaimana cara mewujudkan negeri yang
Baldatun Thoyyibatun warabbun ghaffur? Untuk mewujudkan negeri yang baik yang
penuh dengan ampunan Allah, yang mudah-mudahan negri ini terlepas dari jeratan
dan paradigma barat yang masuk kedalam generasi kita.
1. Pertama, Ikhlas dalam beribadah
kepada Allah SWT.
2. Kedua, menciptakan masyarakat yang
berakhlak yang mulia. Kita harus tolong-menolong dalam menjalankan amar ma’ruf
yang diperintahkan Allah SWT.
3. Ketiga, Sifat amanah yang menyebar
dan membumi. setiap penduduk negeri apabila benar-benar menjalankan
kewajiban dan amanah yang dipercayakan kepadanya dengan baik, tidak ada
korupsi, suap-menyuap dan pengkhianatan lainnya. Niscaya terwujudlah masyarakat
yang baik.
Dengan memegang kuat amanah berarti
menguatkan tatanan masyarakat, sebaliknya menghianati amanat sama saja dengan
menghancurkan peradaban bangsa.
4. Keempat, Adanya keseimbangan yang
indah antara urusan dunia dan akherat. Alkisah seorang sahabat berniat
beribadah di siang dan malam hari, hingga ia berniat menjauhi dunia dan
istrinya,seluruh waktu dan jiwanya hanya dihabiskan untuk bertaqarrub kepada
Allah, Tetapi rasul malah melarangnya sambil bersabda: ”Aku adalah manusia
terbaik, aku makan dan minum tetapi aku juga berpuasa, aku istirahat dan tidur
tetapi aku juga mendekati istri, aku bangun menjalankan shalat tetapi aku juga
bekerja mencari kehidupan dunia.
Itulah keseimbangan hidup, memperhatikan
kemashlahatan akhirat, tetapi tidak pula memperhatikan kebaikan dunia, bangsa
yang baik hanya akan terwujud jika ada kebaikan jasmani dan ruhani.
5. Kelima, Bertaubat meraih ampunan
Allah. Setiap manusia tentu pernah berbuat dosa, tetapi siapa yang bertaubat
memohon ampun kepada Allah SwT, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Ketika turun Qs Ali Imran: 135, Rasulullah bersabda kepada Para sahabat,
ketahuilah saat ini syetan sedunia sedang menangis, karena syetan telah
menggoda anak cucu Adam tetapi Allah menurunkan ayat yang siapa bertaubat ,
Allah akan menghapus dosa-dosa mereka.
Ibn mas’ud berkata, bagi orang yang
berdosa ayat ini lebih baik dari syurga dan isinya, kemudian Ia membaca Qs Ali
Imran: 135:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni
dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui.” (Qs Ali Imran: 135).
Itulah di antara pilar terwujudnya negeri
yang baik dengan Rabb yang Maha pengampun, mudah-mudahan Indonesia menjadi
negeri yang diberkahi Allah dan menjadi Negeri “baldatun Thoyyibatun warabbun
Ghaffur”.