13 Konsep Dasar Akuntansi dan Laporan Keuangan Menurut APB dalam Statement Nomor 4
Konsep
dasar melandasi prinsip akuntansi yang berlaku umum juga berfungsi
sebagai fondasi bagi prinsip akuntansi lain, yang berlandaskan pada
karakteristik lingkungan yang sama.
Konsep ini, memandang bahwa
suatu badan usaha itu relatif permanen keberadaan dan aktivitasnya, maka
akuntansi keuangan merumuskan going concern sebagai salah satu konsep dasarnya.
Pengalaman waktu lampau menunjukkan bahwa kontinuitas usaha sangat
dimungkinkan, pada sebagian.
besar dunia usaha, meskipun
kontinuitas usaha itu tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu badan usaha
tidak dipandang berjalan terus apabila likwidasi tampak segera terjadi.
Ada
tiga belas konsep dasar ( basic festures ) akuntansi dan laporan keuangan,
menurut APB dalam statement nomor 4, terdiri dari :
- Entitas akuntansi ( accounting entity )
- Kesinambungan ( going concern )
- Pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban ( measurement of economic resources and obligations )
- Periode akuntansi ( time periods )
- Pengukuran dalam nilai uang ( measurement in term of money )
- Dasar akrual ( accrual )
- Harga pertukaran ( exchange price )
- Penaksiran ( approximation )
- Pertimbangan professional (judgment )
- Bertujuan umum ( general purpose )
- Berhubungan secara fundamental ( fundamentally related )
- Substance over form
- Materialitas ( materiality )
Hal
diatas akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut :
1. Entitas Akuntansi
Makna
entitas atau kesatuan akuntansi adalah perusahaan dianggap sebagai entitas
ekonomi (economy entity) dan entitas hukum (legal entity) yang terpisah dari
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, informasi akuntansi hanya
berhubungan dengan entitas dimaksud yang membatasi kepentingan para pemiliknya.
Dalam
hubungan ini, akuntånsi keuangan memusatkan perhatiannya pada entitas ekonomi
bisnis individual secara utuh, dimana entitas ekonomi itu tidak harus selalu
sama dengan entitas hukumnya. Sebagai contoh, perusahaan induk (parent company)
dan perusahaan anak (subsidiary company) sebagai badan hukum adalah entitas
ekonomi dan juga sebagai entitas hukum. Namun, konsolidasi atas kesatuan
tersebut, untuk tujuan pelaporan keuangan bukan merupakan penyimpangan dari
makna entitas itu.
2. Kesinambungan
Suatu entitas akuntansi
dipandang akan berjalan terus, apabila tidak terdapat bukti sebaliknya.
Hal itu berarti bahwa
perusahaan sebagai suatu kesatuan, dianggap akan melanjutkan usahanya
berkesinambungan (going concern), dimana sejak saat didirikannya tidak pernah
ada niatan untuk dibubarkan. Konsekuensinya, transaksi keuangan perusahaan
harus dicatat terus menerus sejak saat berdirinya.
3. Pengukuran Sumber-Sumber
Ekonomi dan Kewajiban
Akuntansi keuangan,
terutama berkepentingan dengan pengukuran (measurement) atas seluruh
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiban perusahaan dan semua perubahan
atau mutasinya.
Pokok persoalan akuntansi
keuangan adalah aktivitas ekonomi, dan oleh karena itu berhubungan dengan
pengukuran dan pelaporan mengenai : (l) penciptaan, (2) pengakumulasian, dan
(3) penggunaan sumber daya ekonomi. Akuntansi keuangan menekankan pada aktivitas
ekonomi yang dapat dikuantifikasikan, dan tidak berhubungan langsung dengan
konsep subyektif kescjahteraan sosial dan kepuasan (welfare and satisfaction),
dan fokusnya bukan pada aspek sosiologi maupun psikologi.
4. Periode Akuntansi
Proses akuntansi keuangan
itu adalah untuk menyajikan informasi tentang aktivitas ekonomi perusahaan
dalam periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek daripada masa manfaat
fasilitas perusahaan. Namun, normalnya adalah sama waktunya dengan masa manfaat
fasilitas itu.
Hal ini berarti bahwa
sebagai konsekuensinya dari konsep kesinambungan dan pengukuran sumber-sumber
ekonomi perusahaan, maka dalam proses akuntansi keuangan diperlukan periode
waktu tertentu untuk mengetahui dan menentukan perubahan aktiva bersih (net assets). Periode
waktu biasanya satu tahun, atau periode waktu lain yang sama dengan atau lebih
pendek dari masa manfaat fasilitas perusahaan.
5. Pengukuran dalam Nilai Uang
Akuntansi keuangan
menggunakan atribut pengukuran terhadap sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan
serta seluruh perubahannya dalam satuan ukur uang (term of money).
Pengukuran dalam satuan
ukur uang, memfokuskan pada atribut satuan moneter atas sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban. Sedangkan, aspek lainnya seperti pengukuran berdasarkan satuan
fisik tidak ditekankan. Hal ini, karena pengukuran dalam satuan uang
memperlihatkan makna yang signifikan.
6. Dasar Akrual
Penentuan hasil usaha
periodik, dan posisi keuangan perusahaan itu, dipengaruhi oleh metode pengakuan
dan pengukuran atas sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan, serta
seluruh perubahannya pada saat transaksi itu terjadi (accrual basis), bukan
didasarkan pada saat realisasi penerimaan atau pengeluaran uang (cash basis).
Aktivitas ekonomi itu,
dalam jangka pendek jarang mengikuti siklus yang sederhana, yaitu dari uang
menjadi sumber daya efektif, dan dari sumber daya efektif menjadi uang. Justru,
yang diikuti adalah siklus produksi yang kontinue, yaitu dengan memakai kredit
dalam jumlah besar dan penggunaan sumber daya lainnya yang berjangka panjang
dengan siklus aktivitas yang kompleks, sehingga menyulitkan penilaian terhadap
aktivitas berkala. Sebagai salah satu konsekuensinya, sumber-sumber dan
kewajiban-kewajiban non kas berubah dalam periode waktu sclain dari perubahan
pada saat diterima atau dibayarkan. Pencatatan atas perubahannya adalah
penting, dalam rangka menentukan hasil usaha periodik dan untuk mengukur posisi
keuangan perusahaan.
7. Harga Pertukaran
Pengukuran dalam akuntansi
keuangan terutama didasarkan pada hâiga pertukaran, yaitu jumlah yang harus
diterima atau dibayarkan dalam transaksi normal pada saat terjadinya.
Ukuran uang, terutama
didasarkan pada harga pertukaran (exchange price). Di samping itu, perubahan
atas sumber-sumber ekonomi bisa diukur berdasarkan momen waktu pada saat
produksi, dengan menggunakan harga yang tersedia dalam pertukaran sebelumnya,
atau harga yang berlaku untuk sumber daya yang sejenis.
Dengan adanya berbagai
konsep harga pertukaran, yaitu : (l) harga beli pada saat terjadinya (price in
past purchase exchange), (2) harga beli pada saat sekarang (price in current
purchase exchange), (3) harga jual pada saat sekarang (price in current in sale
exchange), dan (4) harga didasarkan atas nilai tukar pada masa yang akan datang
(price based on future exchange), maka diperlukan keputusan mengenai harga yang
relevan untuk meningkatkan kegunaan informasi akuntansi keuangan.
8. Penaksiran
Pengukuran dalam akuntansi
keuangan, mencakup : (l) alokasi diantara periode waktu yang relatif pendek,
(2) diantara hal- hal yang kompleks, dan
(3) alokasi diantara
aktivitas yang bergabung, mesti dilakukan dengan dasar penaksiran-penaksiran
tertentu.
Hal itu perlu dilakukan karena kontinuitas, kompleksitas, dan ketidakpastian, sudah menjadi Ciri khas
aktivitas ekonomi yang sering merintangi pengukuran secara definitif, sehingga
diperlukan penaksiran.
9. Pertimbangan Profesional
Akuntansi keuangan,
memerlukan pertimbangan yang dilandasi dengan pengetahuan.
Penaksiran yang dilakukan
dalam akuntansi keuangan menyangkut suatu
bidang pertimbangan yang
dilandasi dengan pengetahuan yang luas. Hal ini bisa mengurangi kemerosotan
sejumlah proses akuntansi keuangan, dengan menyediakan seperangkat aturan yang
fleksibel.
10. Bertujuan Umum
Akuntansi keuangan itu
menyajikan informasi bertujuan umum. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan bersama, yaitu para pemilik, kreditor, manajer, dan para pemakai
lainnya, dengan menekankan pada kebutuhan penyediaan informasi untuk para
pemilik dan kreditor, serta para pemilik dan kreditor potensial.
Penyajian informasi
keuangan yang bertujuan umum itu, didasarkan atas anggapan bahwa para pemakai
informasi mempunyai kebutuhan bersama, meskipun informasi keuangan dengan
tujuan khusus dapat disajikan dari catatan akuntansi yang tersedia, tetapi
informasi itu bukan produk utama akuntansi keuangan.
11. Berhubungan Secara
Fundamental
Hasil dari proses akuntansi
keuangan diekspresikan dalam laporan posisi keuangan (neraca), dan perubahan
atas posisi keuangan perusahaan, yang didasarkan pada kesamaan data yang saling
berhubungan secara mendasar. Hubungan timbal-balik antara sumber-sumber
ekonomi dengan kewajiban-kewajiban ekonomi serta semua perubahannya, menjadikan
pengukuran aktiva bersih (net assets) periodik, dan pengukuran aktiva serta
kewajiban sebagai bagian dari proses yang sama, menghendaki bahwa laporan
keuangan berhubungan secara fundamental.
Dalam hubungan itu, dasar
ukuran yang digunakan untuk mengkuantifikasikan perubahan posisi keuangan,
perlu dikaitkan dengan dasar ukuran sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban-kewajiban ekonomi yang digunakan dalam menggambarkan posisi keuangan.
12. Substance over Form
Akuntansi keuangan, lebih
menekankan pada makna ekonomi (subtansi) suatu kejadian daripada bentuk hukumnya
(formal), apabila bentuk hukum dari kejadian itu berbeda dengan makna
ekonominya.
Biasanya, makna ekonomi
suatu kejadian akan dipertanggungjawabkan sesuai dengan bentuk hukumnya.
Bagaimanapun juga, substansi dengan bentuk hukum formalnya itu bisa berbeda.
Dalam keadaan demikian, akuntan direkomendasikan agar menekankan pada makna
ekonomi atau substansi suatu
kejadian daripada bentuk
hukumnya, sehingga informasi yang disajikan mereflefksikan representasi dari aktivitas ekonomi
yang digambarkan dan dikomunikasikan.
13. Materialitas
Pelaporan keuangan hanyalah
menekafikan pada informasi yang cukup signifikan (material) mempengaruhi suatu
penilaian atau keputusan tertentu.
Baca juga:Elemen-Elemen Yang Terdapat Pada Neraca dan Laporan Rugi Laba
Sumber: Diklat Kuliah; Teori Akuntansi
Baca juga:Elemen-Elemen Yang Terdapat Pada Neraca dan Laporan Rugi Laba
Sumber: Diklat Kuliah; Teori Akuntansi